Kamis, 12 September 2013

Makanan Khas di Kabupaten Majalengka



Gula Cakar, Gula Olahan Khas Majalengka

TATI PURNAWATI/"PRLM"
MAJALENGKA, (PRLM). Gula cakar mungkin tidak dikenal di daerah lain dan hanya di kenal di Kabupaten Majalengka. Gulanya berwarna merah berbentuk persegi ukurannya sekitar 3 cm X 4 Cm.
Gula tersebut terbuat dari gula putih dicampur soda atau jaman dulu dengan sabun beko yag berwarna kehitaman agar bisa mengembang, tak heran kalau gula ini berlubang namun lubang-lubangnya kecil, selain itu menggunakan jat pewarna yang pada umumya berwarna merah.
Gula ini biasa digunakan masyarakat Majalengka untuk menyeduh teh manis atau kopi tumbuk pahit, gulanya mudah larut hanya hitungan detik. Gula ini lebih banyak digunakan oleh masyarakat generasi tua atau masyarakat pinggiran yang fanatik akan gula untuk campuran minum teh dan kopi.
Namun bagi sebagian masyarakat juga ada yang sengaja memanfaatkan gula cakar ini untuk penyelenggaraan hajatan seperti yang dilakukan Ara warga Kelurahan Munjul dan Wawan warga Kelurahan Cijati. Mereka memilih gula cakar untuk para pekerjanya dengan alasan menggunakan gula tersebut lebih efektif dan efisien, karena ketika harus menyeduh kopi tinggal memasukkan satu gula ke dalam gelas kemudian dibanjur air, hanya dengan satu detik saja gula sudah larut.
Sebagian anak-anak ada yang sengaja memakan gula tersebut secara langsung dengan cara digigit sedikit demi sedikit karena gulanya sedikit keras.
Cara membuat gula cakar itu sendiri menurut beberapa pedagang adalah, gula putih kemudian di godok menggunakan zat pewarna makanan, kalau jaman dulu cianci. Saat menggodok dicampur dengan soda agar mengembang atau muncul pori-pori kasar. Jaman dulu untuk pengembangnya menggunakan sabun batangan seperti beko. Setelah itu dimasukkan ke loyang ukuran besar sekitar 1 m X 1 m atau ukuran lebih besar, kemudian dikerati saat masih hangat, jika tidak maka gula akan mengeras dan sulit dikerat.
Konsumen gulan cakar ini belakangan semakin terbatas di samping produsen gula inipun semakin sedikit terkait dengan semakin mahalnya harga gula dan bahan bakar, sehingga banyak produsen yang berhenti beroprasi.
Menurut keterangan Wawan, Nana, Usman dan Acim produsen gula cakar, dulu masyarakat yang memproduksi gula cakar di Majalengka cukup banyak. Di Majalengka Kulon saja lebih dari dua orang. Selain itu di Cibatu, Munjul, dan kelurahan Tonjong.
“Sekarang sih tinggal beberapa orang saja, paling di Tonjong, Cibatu, Munjul dan Majalengka, paling tidak lebih dari lima orang. Yang berjualan di psar juga jarang hanya pagi hari,” ungkap Wawan.
Tidak jelas siapa yang pertama kali membuat gula cakar tersebut, namun ada informasi yang menyebutkan orang pertama yang membuat gula cakar adalah Tong Teng di kelurahan Tonjong, setelah itu para pekerjanya mengembangkan usaha .
Wawan membuat gula cakar karena usaha turun temurun dari orang tuanya yang sudah membuat gulan cakar sejak tahun 1970 setelah bekerja di perusahaan gula cakar Tong Teng di Kelurahan Tonjong tahun 1965.

Buah Ginzu 


Kabupaten Majalengka dikenal sebagai penghasil Mangga Gedong Gincu utama di Jawa Barat, bahkan di Indonesia. Karena tampilan yang memikat, rasa enak dan legit serta harga yang cukup mahal, masyarakat Majalengka menjulukinya sebagai “Mangga Keraton” atau mangga selera keraton. Dengan demikian gedong buah gincu telah dicitrakan sebagai mangga untuk konsumsi kalangan elit. Mangga gedong gincu berwarna kuning ke merah–merahan dengan ciri khas bentuk buahnya kecil dan bulat jika dicium baunya harum rasanya manis beraroma.
Daerah penghasil mangga yang cukup besar di Kabuapten Majalengka adalah Desa Pasir Muncang, Sida Mukti, Jati Serang, dan Cijuray.


Buah Duwet

Selain Buah Mangga, di Kabupaten Majalengka  juga terdapat buah Duwet atau kita mengenalnya dengan sebutan Jamblang. Buah ini sebesar anggur dengan warna keunguan. Selain menawarkan kesegaran rasa, buah ini ternyata memiliki khasiat untuk mencegah kelebihan kolesterol dan obat diabetes. Rasa buahnya manis sepat sehingga terkadang ada yang menyantapnya dengan gula pasir.




Oncom Goreng bu POPON

Selain tempat Industri kecap tradisional,Kabupaten Majalengka   juga terkenal dengan oncom gorengnya. Cara pembuatannya tidak terlalu rumit. Oncom dipotong tipis-tipis agar ketika digoreng terasa lebih renyah. Selanjutnya Oncom digoreng di beri bawang goreng yang bikin harum aromanya. Salah satu produsen oncom goreng terletak di Desa Cijati, Kec. Majalengka kulon, Kabupaten Majalengka. Renyahnya oncom goreng sangat cocok untuk teman makan bakso/mie. Rp.27.500 /400 gr



 Kecap Majalengka

Mungkin tidak kita kurang mendengar bahwa di Kabupaten Majalengka   juga terdapat pembuatan kecap tradisional. Tahun 1980-an kecap Majalengka berada di masa keemasannya. Industri kecap khas Majalengka didirikan oleh pasangan suami-istri yang bernama H. Sa'ad dan Hj. Eroh sekitar pertengahan tahun 1900-an. Tidak ada salahnya jika kita berkunjung ke Majalengka membeli Kecap Tradisional H. Sa'ad sebagai oleh-oleh.



Rempeyek Palasah

Sudah kebiasaan kita orang sunda selalu makanan rempeyek atau gorengan yang begitu renyah dengan komposisi yang pas bumbu-bumbu nya, punya resep khas dan turun - temurun membuat lidah kita semakin asyik dan ketagihan dengan rempeyek Hanny ini. dengan bahan-bahan yang berkualitas di jamin sehat dan halal 100% Harga  Rp.180.000,-per black

Tidak ada komentar:

Posting Komentar